Add me on Google+
Add me on Facebook

Guru sebagai Wawasan Wiyata Mandala

Diposting oleh Label: di
Istilah Wawasan Wiyata Mandala atau dikenal dengan WWM sebetulnya setiap warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan, peserta didik, bahkan masyarakat) pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru baik di SMP maupun di SMA materi WWM ini diberikan pada waktu Masa Orientasi Siswa (MOS) siswa baru, tetapi kadang-kadang ada yang sudah mengenal tetapi belum memahami, WWM sendiri merupakan istilah yang berasal dari kata Wawasan yang artinya pandangan atau penglihatan, Wiyata berati pengajaran atau pendidikan, sedang Mandala adalah lingkungan, sehingga Wawasan Wiyata Mandala adalah cara pandang kalangan pendidik dan warga/perangkat sekolah khususnya tentang keberadaan sekolah sebagai pengemban tugas pendidikan di lingkungan masyarakat, maksud dan tujuan WWM sendiri sangat berkaitan erat dengan yang tercantum dalam GBHN bahwa Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang telah dilakukan manusia sepanjang jaman, sejak dimulainya peradaban manusia itu sendiri, dan rupa-rupanya dimasa yang akan datang pendidikan tidak akan pernah ditinggalkan oleh manusia dan pada dasarnya pendidikan merupakan upaya pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas ciri – ciri manusia berkualitas di deskripsikan beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas dan kreatif, selain itu juga terampil, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan rohani, berjiwa patriotik, cinta tanah air, mempunyai semangat kebangsaan, memiliki kesetiakawanan sosial dan kesadaran pada sejarah bangsa, menghargai jasa para pahlawan, dan berorientasi masa depan sesuai dengan yang ada dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 BAB II tentang visi pendidikan nasional yang berbunyi “Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan yang selalu berubah”

Sebagai lembaga pendidikan sekolah dianggap sebagai satu-satunya tumpuan untuk mendidik anak, sehingga sekolah kadang-kadang yang dikambing hitamkan kalau terjadi sesuatu yang kurang baik, segala akibat yang kurang baik seolah-olah merupakan akibat sekolah yang tidak berfungsi dengan baik dan keadaan ini sangat tidak menguntungkan, dan sekolah memiliki beban dan tanggung jawab yang besar sehingga sekolah harus mampu bertanggung jawab mendidik membina / mengembangkan dan mempersiapkan generasi bangsa yang berkualitas sehingga perlu diperhatikan 

1)Sekolah harus memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas disesuaikan dengan situasi kondisi sekolah tersebut berada dan dipahami oleh semua warga sekolah,

2). Sekolah hendaknya betul-betul menjadi tempat Proses Belajar Mengajar (PBM) jangan sampai sekolah disalah gunakan oleh golongan tertentu (kegiatan politik) atu kegiatan lain yang bertentangan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku antara lain penyalah gunaan narkotika perkelaian pelajar yang akhirnya akan merugikan sekolah itu sendiri,

3) Situasai sekolah diciptakan suasana nyaman, aman tertib dan bebas segala ancaman sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang nikmat (enjoyable learning) dan terjadi proses pembudayaan suasana kekeluargaan kondisi semacam ini dikenal dengan nama Ketahanan Sekolah 

4) Sekolah harus tanggap/responsif terhadap berbagai aspirasi yang muncul, sehingga sekolah harus mampu membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat, jadi sekolah tidak hanya mampu beradaptasi (menyesuaikan diri) terhadap perubahan tetapi harus mampu mengantisipasi hal-hal yang mungkin bakal terjadi. 

5). Sekolah harus dapat megembangan nilai-nilai pengetahuan, ketrampilan dan wawasan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu cerdas , siap kerja , dan menguasahi ilmu dan teknologi tetap berakar nilai nilai budaya bangsa sehingga peserta didik tidak sekadar menguasai pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya, akan tetapi pengetahuan tersebut juga telah masuk dalam hati sanubarinya yang dapat dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari 

6). Sekolah sebagai masyarakat belajar terjadi interaksi antar siswa guru dan lingkungan sekolah dan terjadi hubungan timbal balik antar guru, kepala sekolah, orang tua siswa dan masyarakat itu berada, ini berarti sekolah harus mampu menempatkan diri sebagai bagian dari kehidupan nasional dan harus mampu menyesuaikan diri dengan tata kehidupan yang berkembang di masyarakat seperti ideologi, politik ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan maupun kehidupan yang lain.

Kesimpulannya : Untuk menciptakan suasana kondusif di sekolah maka ke enam hal tersebut diatas harus dilaksanakan oleh sekolah dan setiap komponen yang ada di sekolah (tenaga pendidik, tenaga administrasi, peserta didik) betul betul memahami makna dan tujuan dari WWM (Wawasan Wiyata Mandala), disamping itu peserta didik harus mempunyai rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap terpeliharanya dan terbinanya sekolah agar supaya kondisi dan suasana yang nyaman disekolah dapat terpelihara dan tercapai yang pada akhirnya akan menciptakan peserta didik yang berbobot, berkualitas, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, berdisiplin, dan bermoral tinggi, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

5 komentar:

Komentar Anda Merupakan Komitmen Dari Saya..
------------------------------------------------------------------------------------------------------*/
Catatan :

✓ Link Aktifkan di sini kawan : © OFFICIAL PARTNER
☀ Dilarang promosi / meng-iklankan suatu produk dll
✓ Berkomentar dengan bahasa yang sopan
------------------------------------------------------------------------------------------------------*/
Terimakasih Atas Kunjungannya...

Semoga Bermanfaat :D

Back to Top